Karya Synthia Montolalu

Sahabat D’Impact, di artikel sebelumnya, kita berkenalan dengan Synthia Montolalu, seorang Aparatur Sipil Negara yang juga juru ketik bagi teman-teman berdisabilitas rungu serta rungu-netra dan aktif membuat konten perihal tunanetra. Pada artikel berikut, mari kita simak nilai-nilai seperti apa yang membantu membangun karakter sahabat D’Impact yang satu ini.

Tidak “Mentang-Mentang”

Sahabat D’Impact, perempuan yang akrab disapa Thia ini terlahir dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang jendral polisi dengan pangkat terakhir Inspektur Jendral (Irjen). Namun, bergelimang fasilitas sejak kecil ternyata tidak membuat anak pertama dari 3 bersaudara ini dimanjakan oleh berbagai kemudahan.

“Meski Ayah adalah seorang perwira, namun sejak kecil ditanamkan bahwa yang polisi itu Ayah, yang komandan itu Ayah, jadi jangan sembarangan memerintah anak buah Ayah. jangan ikut-ikutan seolah jadi komandannya. Ayah menekankan juga, kalau kami juga harus bisa memberikan teladan yang baik bagi masyarakat,” kisah Thia, akhir September 2024.

Ia pun mengakui bahwa kedua orangtuanya mendidik anak-anak mereka untuk tidak bersikap arogan pada orang lain, “Mentang-mentang anak pejabat, ingin diistimewakan, atau berbuat semaunya demi memuluskan keinginan.”

Menghargai Orang Lain

Menghargai siapa pun dengan status sosial apa pun adalah sisi lain dari aspek tersebut yang ingin ditanamkan orangtua Thia kepada anak-anak mereka.

“Kami dinasihati Ayah untuk selalu menghargai dan memperlakukan mereka yang membantu kami dengan baik, semisal supir, pekerja rumah tangga, dan masyarakat lainnya, tanpa membeda-bedakan status sosialnya. Sikap menghargai orang lain akan membuahkan rasa rendah hati, dan ini memudahkan kami untuk bergaul dengan kalangan mana pun,” ujar Thia.

Tidak Mudah Menyerah

Hal lain, sahabat D’Impact, keluarga Thia juga mengajak anak-anaknya untuk tidak mudah menyerah atau gampang ngambek.

“Misalnya ketika saya mengalami kegagalan tes CPNS di Manado, saya diminta Ayah untuk tidak mudah menyerah. Waktu itu, banyak orang beranggapan karena Ayah seorang pejabat – wakil Kapolda Sulawesi Utara – maka saya akan mudah lolos seleksi CPNS. Ternyata tidak, baru di tahun berikutnya saya kembali mengikuti tes, dan akhirnya dinyatakan lolos. Saya mempersiapkan semuanya dengan matang dan belajar penuh menghadapi seleksi CPNS,” Thia menuturkan.

Ia lantas menambahkan, “Ayah mendidik kami untuk tetap berjuang seperti halnya orang lain. Karena dengan berjuang, kita akan mensyukuri proses yang kita lalui, dan menghargai hasil yang kita capai.”

Berpikir Positif

Irjen Pol. Purn. Drs. Harry YN Montolalu, MM, yang hobi olahraga golf, tenis indoor dan bermain catur ini juga meminta anak-anaknya untuk berpikir positif.

“Kami dididik Ayah untuk selalu berpikir positif terhadap orang lain dan juga menyikapi secara positif peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan yang kami hadapi. Pikiran dan sikap positif ini terbukti banyak membantu saya dalam menghadapi gelombang hidup, selain juga senantiasa mensyukuri nikmat yang sudah Tuhan berikan,” ia menerangkan.

Dan, satu hal lagi yang membekas dalam benak Thia adalah pesan orangtuanya agar sedapat mungkin bisa menolong orang yang membutuhkan. “Bersikaplah tulus, tanpa pamrih ketika kita menolong orang lain. Jangan pernah diungkit, sekalipun orang yang ditolong pada akhirnya mengecewakan kita,” demikian wejangan orangtuanya.

Nah, sahabat D’Impact, sedemikian berpengaruh ya nilai-nilai yang ditanamkan keluarga demi membentuk karakter anak-anaknya. Semoga cuplikan hidup Thia ini dapat memberikan insight juga kepada sahabat D’Impact yang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *