Andy F. Noya

Masa kecil yang buruk dan berkekurangan tidak selalu menjadikan masa depan seseorang serupa. Tekad untuk memperbaiki keadaan dapat membawa perubahan ini, diiringi sejumlah hal lain.

Apa saja hal tersebut? Andy Flores Noya, salah satu orang yang berhasil mengubah hidupnya menjadi jauh lebih baik dan sejahtera sehingga bisa berbagi kepada banyak orang, membagikannya dalam artikel berikut:

Kecintaan Andy F. Noya pada Buku

Semasa kecilnya, pria kelahiran Surabaya yang akrab dipanggil Andy F.Noya ini tinggal bersama Ibunya yang seorang kasir di Malang, Jawa Timur, karena orangtuanya bercerai. Andy F.Noya kecil sering bolos sekolah dan berkeliaran di jalan karena jarang bertemu ibunya. Tak hanya itu, kehidupan mereka pun berkekurangan secara ekonomi.

Andy kecil gemar membaca namun tidak sanggup membeli buku. Ia harus menunggu setiap ulang tahunnya untuk mendapatkan 1 buku dari ibunya. Karena keterbatasan ini, ia pun berteman dengan Kakak kelasnya di sekolah dasar yang mempunyai tempat penyewaan komik, dan membaca sepuasnya di sana walaupun disindir untuk membayar.

Waktu ia duduk di kelas 3 SD, ia dihadiahi Ibunya sebuah buku tipis tentang pembuatan kerajinan tangan untuk ulang tahunnya. Di saat itulah ia merasakan “dahsyatnya” buku, melebihi kegemaran semata, karena semua karya kerajinan tangan yang dihasilkannya dengan mengikuti contoh di buku kado ulang tahunnya membuat seisi sekolah berdecak kagum. Nilai-nilai pelajaran kerajinan tangannya pun naik menjadi 9 atau 10.

Kecintaannya pada buku tak lagi bersifat pasif ketika ia naik ke kelas 4 SD. Saat itu, gurunya berkata bahwa Andy punya bakat menulis. Saat ia ceritakan hal itu kepada ibunya, beliau lantas berlangganan koran walaupun keadaan keuangan mereka terbatas. Pasalnya, menurut beliau,  pekerjaan yang cocok untuk Andy terkait bakat tersebut adalah menjadi wartawan. Sejak itu pulalah ia gemar membaca surat kabar dan mulai belajar menulis.

Perjuangan Mengasah Bakat

Andy menghabiskan masa remajanya di Jayapura, Papua, bersama ayahnya yang bekerja memperbaiki mesin tik manual. Ia bersekolah di sekolah teknik di sana hingga ke tingkat atas.

Namun, meskipun bersekolah di sekolah teknik, ia tetap mengasah kemampuan menulisnya dengan berpartisipasi menulis puisi di acara RRI (Radio Republik Indonesia). Tak hanya itu, ia pun gemar menulis cerpen dan membuat gambar karikatur, yang bertahan hingga ia hijrah ke Jakarta dan meneruskan sekolahnya di sana hingga tamat Sekolah Teknik Menengah (STM).

Kecintaannya pada dunia kepenulisan membuat Andy berjuang untuk mendapatkan pendidikan formal dalam bidang ini selepas pendidikan menengah.

“Satu hari saya ke Blok M, baca majalah, akhirnya saya baca majalah Gadis. Judulnya ‘Kalau Anda Ingin Jadi Wartawan, Inilah Sekolahnya’,” ia mengenang, mengacu kepada iklan Sekolah Tinggi Publistik (STP) di majalah tersebut. Ia pun mendaftar di perguruan tinggi itu, yang kini bernama Institut Ilmu Sosial dan Politik Jakarta, walaupun ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke IKIP Padang.

Sebenarnya, STP juga tidak menerima lulusan STM. Namun, Andy bersikukuh dan bahkan membujuk serta bernegosiasi dengan rektor agar memperbolehkannya kuliah di sana. Akhirnya, melihat tekadnya, rektor pun luluh, dan Andy diizinkan berkuliah di STP dengan syarat harus selalu mendapatkan nilai yang bagus selama 2 tahun.

Tentu saja Andy memanfaatkan peluang yang sudah diberikan. Nilai-nilainya selalu bagus. Bahkan, selagi masih di semester 2 pun ia sudah menjadi asisten dosen.

Berbagi Passion dengan Sesama

Pria kelahiran 6 November 1960 ini mulai menapaki karier yang dicita-citakannya pada tahun 1985 sebagai reporter majalah. Beragam pekerjaan serupa digelutinya, hingga ia menjadi pimpinan redaksi di salah satu stasiun televisi pada tahun 2006. Saat itu pun ia memulai bagian kariernya yang paling dikenal khalayak, yakni sebagai host Kick Andy Show.

Gelar wicara ini mengangkat kisah hidup berbagai individu yang berjuang hingga berhasil dalam hidupnya, sama seperti Andy sendiri. Mengingat kecintaannya pada buku dan kesulitannya dahulu untuk memperoleh bahan bacaan, Andy pun membagikan berbagai buku yang menarik dan bermanfaat pada para penonton show. Apalagi, menurutnya, yang ditilik dari pengalamannya semasa kecil, buku mendorong orang untuk berimajinasi, juga berpengaruh besar bagi mindset pembacanya.

Namun, tak hanya sampai di situ, Andy pun berkeinginan untuk menjadi jembatan antara para donatur dengan mereka yang membutuhkan. Dan, pada perjalanannya, inisiatif ini mendapatkan dukungan positif dari khalayak, sehingga akhirnya lahirlah Kick Andy Foundation.

Sahabat D’Impact, seperti yang dialami Andy F.Noya, ternyata mengetahui bakat diri, mengolah hobi, memanfaatkan resources yang ada serta tekun berusaha juga berperan besar untuk mencerahkan masa depan, selain tekad untuk mengubah nasib. Nah, adakah passion sahabat D’Impact yang sekiranya dapat digali dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan diri dan masyarakat? Selamat mencari dan salam sukses!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *