Greggorius Djako

Niat dan usaha mengubah nasib bagi diri sendiri agar menjadi lebih baik lagi lumrah adanya. Namun, Greggorius B. Djako, tokoh muda Masyarakat diaspora Ende di Jabodetabek sekaligus advokat yang belakangan ini mendedikasikan dirinya untuk masyarakat adat, unik dalam hal ini. Ia tak hanya berusaha memperbaiki nasib dirinya sendiri tetapi juga berjuang untuk membela kepentingan orang lain, terutama Masyarakat Adat yang membutuhkan.

Seperti apa sepak terjangnya? Mari simak kisahnya berikut ini, sahabat D’Impact.

Membela Orang Kecil

Pria yang akrab disapa Gregg ini dibesarkan dalam keterbatasan. Untuk menggapai sesuatu, ia harus terbiasa berjuang, termasuk untuk mencapai gelar sarjana hukum. Namun, selepas kuliah, perjuangannya tak lagi berpusat hanya pada dirinya sendiri, sahabat D’Impact.

Greggorius Djako yang lahir di Wolofeo, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ini ikut terlibat dalam pendirian Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia Wilayah Jakarta (PBHI Jakarta). Ia kemudian menjadi investigator pelanggaran HAM di masa lampau, dan dikirim oleh organisasi tersebut dalam kapasitas ini ke Timor Leste pasca jajak pendapat tahun 1999.

Gregg kemudian terlibat sebagai Pembela Umum Bersama Lembaga Bantuan Hukum Keadilan Bogor Raya (LBH-KBR) yang mendedikasikan diri untuk memberikan bantuan hukum kepada Masyarakat di Kota dan Kabupaten Bogor dalam mencari keadilan. Dalam beberapa peristiwa hukum yang melibatkan Masyarakat sebagai korban, gregg dan kawan-kawannya bahkan harus berhadap-hadapan dengan aparat keamanan dan penegak hukum baik di persidangan pengadilan maupun di lapangan.

“Saya selalu membela masyarakat dengan senang hati. Kebahagiaan itu terpancar dari kepolosan mereka. Juga karena saya pun berasal dari orang kecil. Saya juga anak yang mengerti adat, jadi saya tahu kesusahan mereka,” tutur pria yang hobi berkebun ini, medio Februari 2025.

Bukan hanya sekali saja Gregg membela orang yang tak mampu tanpa dibayar alias probono, sahabat D’Impact. Sudah belasan kasus membela masyarakat kecil ditanganinya. Baginya, memberikan bantuan hukum kepada Masyarakat pencari keadilan adalah panggilan jiwa yang juga diamanatkan dalam UU Advokat, di mana setiap advokat diwajibkan memiliki sisi probono.

Perihal ini, Gregg bercerita, “Pernah ada kasus seorang warga yang harus duduk di pesakitan sebagai terdakwa melawan seorang tokoh agama atas tuduhan melecehekan anak di bawah umur di sebuah pusat perbelanjaan ternama di kota Bogor. Klien tersebut dari kalangan tidak mampu, sehingga untuk membiayai transportasinya untuk hadir di sidang tim hukum harus patungan. Tapi terbayarkan dengan kepuasan dan kebahagiaan saat yang bersangkutan dibebaskan dari segala tuduhan.”

Berpegang pada Prinsip Awal

Dalam kiprahnya di dunia advokasi, Gregg sempat bertemu dan menjadi narasumber presenter kritis Najwa Shihab dalam kasus penikaman anak SMK yang tidak jelas kasusnya hingga kini. Gregg juga pernah terlibat sebagai tim hukum Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam perseteruan dengan seorang tokoh politik, sahabat D’Impact.

Namun, meskipun sempat menangani kasus-kasus yang menarik perhatian publik seperti yang telah disebutkan di atas, prinsip hidup Gregg tetap sama: Memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi siapa pun yang membutuhkan, termasuk orang-orang dari kalangan yang termarginalkan. Bahkan, saat diwawancarai Najwa Shihab soal keberpihakannya pada korban yang berasal dari keluarga kurang mampu, terkait kasus yang viral kala itu dan sempat terhenti, Greg tegas menyatakan ia akan terus mencari kebenaran bagi korban tersebut.

Berjuang untuk Masyarakat Adat

Sahabat D’Impact, saat ini Greggorius Djako terlibat aktif sebagai pembela hukum bagi masyarakat adat di seluruh Indonesia. Menurut Gregg, masyarakat adat termasuk kelompok rentan yang rawan dipersekusi dan mendapatkan ketidakadilan.

“Bagaimana tidak rentan, komunitas masyarakat adat kadang harus berhadapan dengan korporasi besar yang merebut haknya atas tanah, sementara keberadaan masyarakat adat itu identik dengan tanah mereka sebagai sumber kehidupan,” ia melanjutkan. “Karena itulah, mereka membutuhkan pembela yang memiliki hati dan komitmen untuk berjuang bersama dengan mereka.”

Sahabat D’Impact, seperti yang telah disinggung sebelumnya, keteguhan hati dan tindakan ini, serta keberpihakan Greggorius Djako pada “wong cilik,” berawal dari latar belakangnya sendiri yang penuh tantangan. Seperti apa tempaan yang membentuk sosok Greggorius Djako ini? Mari simak di artikel berikutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *