Carra Kerja

3 tahun pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pengalaman berinteraksi yang dimiliki generasi Z. Apalagi, sebelumnya pun generasi ini sudah tumbuh bersama perkembangan teknologi dan internet yang sangat pesat.

Bagi generasi yang juga disebut Zoomers ini, belajar dan bekerja dari rumah adalah kenyataan sehari-hari, lantaran gedung sekolah dan kantor tidak buka selama masa pandemi lalu. Namun, sebenarnya, waktu dan cara kerja seperti apakah yang dirasa ideal oleh gen Z dan seperti apa implementasinya di dunia kerja? Berikut ulasannya:

Keseimbangan dalam Segala Hal

Dikutip dalam artikel tentang Gen Z yang dilansir dari Washington Post, Julie Lee, Direktur Teknologi dan Kesehatan Mental dalam organisasi Alumni Harvard untuk Kesehatan Mental, mengungkapkan, “Yang diinginkan Gen Z adalah pekerjaan yang bermakna yang dapat memberikan otonomi, fleksibilitas, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, dan kesempatan bekerjasama dengan orang-orang yang senang bekerja secara kolaboratif.”

Meskipun demikian, dalam hal keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, seperti dilansir dari CNBC, Gen Z biasanya lebih melihat kehidupan mereka secara menyeluruh daripada pemisahan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari saja. Karena itu, mereka cenderung memilih waktu serta cara kerja yang fleksibel. Bahkan, menurut riset yang dilakukan oleh Deloitte, 75% Zoomers lebih memilih pekerjaan yang fleksibel daripada yang menawarkan gaji tinggi.

Fleksibilitas dan Komunitas

Pekerjaan yang fleksibel biasanya dikaitkan dengan bekerja secara jarak jauh alias remote working. Meskipun demikian, cara bekerja seperti ini seringkali dirasa terisolir. Karena itu, banyak dari generasi Z yang akhirnya memilih untuk berkumpul di co-working space untuk bekerja bersama dan bersosialisasi secara langsung.

Namun, belakangan ini, muncul opsi baru yang makin digemari oleh generasi “zaman now”, yaitu hybrid working, di mana seseorang dapat bekerja selama beberapa hari di rumah dan sisanya di kantor. Menurut survei yang dilakukan oleh LinkedIn, 73% Gen Z menyukai cara kerja seperti ini karena dapat memperoleh manfaat fleksibilitas yang ditawarkan remote working sekaligus sense of community yang dapat dirasakan ketika berkantor bersama. Dengan kata lain, Gen Z menginginkan kebebasan penuh dan kendali atas lingkungan kerja mereka.

Implementasi yang Atraktif

Berbagai riset menunjukkan bahwa perusahaan yang mencantumkan “flexible working arrangement” di iklan lowongan kerjanya biasanya akan diserbu banyak pencari kerja Gen Z, bahkan hingga dua kali lipat dari rata-rata. Namun, bagaimanakah cara menerapkannya dalam proses on-boarding karyawan dan hubungan industrialnya selama bekerja di perusahaan?

Sahabat D’Impact, hal ini dan masih banyak lagi akan dikupas tuntas pada D’Impact Workshop bertajuk “Harmonisasi Hubungan Industrial: Solusi Praktis Mengelola Hubungan Industrial” yang akan diadakan setiap hari Selasa pada tanggal  24 dan 31 Oktober serta 07,14 dan 21 November 2023 . Silakan registrasi di tautan berikut dan mari berdiskusi lebih lanjut di dalam workshop!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *