Meniti Karir

Selama ini, penyandang disabilitas seringkali mengalami kesulitan untuk bisa meniti karir di sebuah perusahaan. Masalah yang biasanya terjadi adalah perusahaan belum mengerti cara memperlakukan pekerja disabilitas, dan pekerja disabilitas pun belum mengerti cara berperilaku dalam lingkungan kerja di sektor formal.

Meskipun begitu, bekerja di sektor formal sebagai pekerja disabilitas bukanlah hal yang mustahil asal ada kemauan, dan saya merasakannya sendiri.

Awal Mula Bekerja

Saya bernama Patrisia A. Pantouw. penyandang disabilitas daksa. Keinginan untuk mempunyai penghasilan sendiri bermula di tahun 2012, setelah saya merasa sudah berstamina karena sebelumnya saya didiagnosa penyakit Autoimmune dan saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di tempat tidur. Ketika itu, terbersit di pikiran saya untuk menghubungi seorang ibu di gereja tempat saya beribadah yang baru saja mendirikan perusahaan di daerah Bekasi, Jawa Barat, yang segera saya lakukan.

Tak disangka, keesokannya, ia datang ke rumah saya dan langsung mempekerjakan saya sebagai Web Developer. Senang sekali rasanya, walaupun cemas juga karena saat itu saya benar-benar tidak memiliki pengetahuan apalagi kemampuan tentang hal ini.

Usaha Sebelum Bekerja

Tantangan ini membuat saya memutuskan untuk kursus privat dengan seorang kenalan.

Jadi, sementara bekerja untuk meniti karir, saya juga menimba ilmu tentang pekerjaan tersebut.

Berjuang dan Diperjuangkan

Selain masih sangat awam dalam hal membangun website, terdapat juga tantangan-tantangan lain yang saya hadapi ketika mulai bekerja. Aksesibilitas lokasi perusahaan adalah salah satu tantangan tersebut.

Tak mudah bagi saya sebagai tunadaksa untuk mencapai kantor di Bekasi dari rumah di Depok. Untungnya, hal ini hanya perlu saya lakukan sebulan sekali, dan sisanya saya bisa bekerja secara online.

Di kantor pun, tantangan lain sudah menghadang, yaitu kenyataan bahwa tempat kerja saya berada di lantai 3 dan tidak tersedia lift di gedung tersebut. Saya sangat bersyukur sekali bahwa teman-teman kerja saya sangat baik dan mau menggendong saya sampai ke ruang kerja setiap kali saya berkantor.

Merambah ke Bidang Lain

Beberapa waktu setelah saya mulai bekerja di perusahaan pertama, saya mendapatkan tawaran pekerjaan dari kerabat yang perusahaannya berlokasi di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan. Tawaran tersebut saya terima karena perusahaan ini berkecimpung di bidang yang berbeda dengan perusahaan pertama.

Saya merasa sangat senang dan bersyukur bisa memperoleh kesempatan belajar dan menimba pengalaman baru di perusahaan ini. Apalagi, di perusahaan ini pun saya hanya perlu berkantor secara fisik setiap sebulan sekali atau ketika ada rapat.

Memberi Kesempatan

Suatu hari, hati saya tergugah ketika melihat teman saya yang juga disabilitas daksa kesulitan mencari penghasilan untuk membayar uang kontrakan rumah. Karena itu, saya berhenti dari perusahaan kedua dan mempersilakan teman tersebut untuk mengisi posisi yang baru saja saya tinggalkan.

Saya sendiri rindu untuk berkuliah di bidang teologi. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk berhenti dari perusahaan pertama juga setelah 5 tahun bekerja demi mengejar impian tersebut, yang berhasil saya raih tak lama kemudian.

Sejumlah pengalaman ini menguatkan kepercayaan saya bahwa jika ada kemauan pasti ada jalan. Semoga sahabat D’Impact pun merasa demikian dan dapat meraih impian yang dicita-citakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *