Silvia Piobang Handycraft

Sahabat D’Impact, tidak sepatutnya kita stress dalam hidup ini. Melihat orang-orang yang kondisinya tidak seberuntung kita, bisa mengurangi stress kita. Sahabat D’Impact kali ini, memang tidak seberuntung orang pada umumnya. Tapi ia punya faktor X yang membuatnya berhasil dan dikagumi banyak orang. Ia tak lain dan tak bukan adalah Silvia pemilik usaha Silvia Piobang Handycraft yang cukup berkembang.  Silvia punya pendapat yang patut diapresiasi, ia berkata, “Kita harus berani mengatakan tidak terhadap orang lain yang mengajak kita bekerjasama, tetapi bertentangan dengan tujuan dan hati nurani kita. Saya tidak peduli apa pandangan mereka terhadap saya. Melainkan kita tetap harus fokus pada target supaya bisa menjalani usaha kita dengan ikhlas dan bahagia”. 

Support System yang Baik

Namun demikian, bukan berarti Silvia tidak pernah mengalami depresi dan kekecewaan. Ya, ia pernah mengalami keduanya. Apalagi ketika dokter memvonisnya lumpuh total. Tetapi, berkat support system yang baik khususnya amak (Ibu), lingkungan dan teman-temannya. 

“Saya mendapat dukungan baik dari lingkungan saya, terlebih lagi dari tim kolaborasi berjumlah 9 orang yang berbaur dengan non disabilitas. Ini sangat penting dalam membangun usaha, karena kalau jalan sendiri, susah majunya. Tidak ada perbedaan perlakuan. Ketika fasilitas tidak aksespun itu tidak menjadi hambatan bagi saya untuk bisa maju”. 

Dengan daya juang tinggi, ia mencoba berbagai cara untuk meraih pundi-pundi Rupiah. Katanya, “Awalnya saya mencoba kristik, sulam, payet. Namun, akhirnya saya sampai pada suatu titik menemukan jalan usaha yang tepat, karena bisa dilakukan di segala posisi, yaitu merajut”. Menemukan jalan usaha yang tepat adalah suatu langkah awal baik bagi perjalanan usaha Silvia Piobang Handycraft. Hingga saat ini, ia masih terus mengupayakan untuk keberlanjutan dan kemajuan usahanya. “Di tahun 2023 ini, alhamdulillah kami mendapatkan pendanaan dari PLN Ice 2023 untuk pemberdayaan masyarakat. Jadi tidak hanya berjalan dari sisi bisnisnya melainkan ada sosialnya. Kami juga, membentuk tim kolaborasi untuk menjalankan semua proses bisnis kami baik dari informasi sampai kegiatan lainnya untuk saling melengkapi” 

Ketika ditanyakan lebih lanjut tentang tim kolaborasinya, Silvia menambahkan “Ada tim Kerajinan rajut, batik, ecoprint dan kulit”.

Mengakseskan Diri

Ada satu hal lain yang juga membuat salut. Sebagai disabilitas, Silvia tidak menunggu diperlakukan sama oleh lingkungannya dalam hal ini oleh timnya yang berjumlah 9 orang. “Sayalah yang harus mengakseskan diri”, katanya lagi. Jadi, menurut Silvia, fasilitas umum seperti toilet umum tidak akses yang merupakan masalah umum para disabilitas itu tidak menjadi penghalang untuk menggapai cita-cita. 

Sahabat D’Impact,  agar kita bisa bangkit, tentunya kita harus mempunyai support system yang baik terlebih dahulu. Hal ini karena, kalau kita dalam keadaan depresi sudah pasti kita tidak berdaya, dan perlu dukungan orang lain.  Namun, alangkah baiknya kita tidak stress, karena Yang Mahakuasa mempunyai rencana indah untuk setiap kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *