Memperkenalkan Dunia Disabilitas

Sahabat D’Impact, kerjasama tim/teamwork sangat diperlukan dalam mengerjakan hal-hal besar, termasuk ketika memperkenalkan dunia disabilitas kepada “orang awam.” Bagi saya yang tunanetra, hal ini terasa lebih berharga lagi, apalagi ketika waktu mendesak. Pelajaran ini saya petik terutama dalam persiapan pelaksanaan kampanye sadar disabilitas usai penyetujuan proposal. Hasilnya pun wow!

Seperti apa hasil kerja keras kami selama sebulan lebih? Mari simak ulasannya berikut ini:

Berkolaborasi dalam Memperkenalkan Dunia Disabilitas

Aktivitas pertama dalam kampanye sadar disabilitas yang digelar kala itu adalah challenge kecil di media sosial internal perusahaan, sahabat D’Impact. Aktivitas ini mengajak audience menyebutkan hal apa saja yang sudah mudah diakses penyandang disabilitas atau yang belum.

Di sinilah saya baru menyadari betapa banyaknya hal yang harus dilakukan bahkan untuk meluncurkan challenge kecil sekalipun. Di sinilah juga saya mulai menyadari betapa pentingnya teamwork, dimulai dari mengetahui skill dan cakupan wewenang rekan-rekan kerja.

Manajer tim meminta saya berkonsultasi dengan rekan dari tim People Engagement perihal draft pengumuman tantangan, agar efektif dan menarik. Rekan setim yang lain pun mengingatkan bahwa pengumuman tersebut harus dijadwalkan agar tidak bentrok dengan acara lain.

“Wah, waktunya sudah kurang dari seminggu. Bagaimana ini? Aku harus ngomong sama siapa?” pikir saya kala itu, panik.

Begitu saya berhasil menemukan rekan yang memang meng-handle media sosial internal perusahaan pun, ia berkomentar, “Topik kamu ini berat banget, lho. Nggak familier. Harus dibikin sesimpel mungkin, semenarik mungkin, requirement-nya juga nggak susah. Mereka belum tentu paham apa yang kamu maksud. Kamu sendiri familier, karena kamu yang mengalami, tapi mereka biasanya nggak tahu apa-apa soal dunia disabilitas. Dan, kalau nggak tahu, biasanya mereka jadi malas ikutan.”

Saya makin panik mendengarnya. “Wah, banyak revisi lagi, nih. Muat nggak ya waktunya?” pikir saya.

Namun, untungnya, rekan tersebut bersedia membantu merevisi pengumuman agar lebih efektif dan menarik, juga menjadwalkan publikasi pengumuman tersebut. Sementara itu, rekan setim saya akan membantu meluncurkannya lantaran versi back end media sosial kantor ternyata tak mudah dijelajahi pembaca layar saya. Ketika jumlah peserta tantangan masih di bawah harapan, rekan-rekan baik setim maupun dari “tim tetangga” bahkan menawarkan diri untuk membantu.

Dan, sukses! Pengumuman meluncur tepat waktu. Banyak pula yang membacanya dan meninggalkan reaksi positif. Peserta yang tadinya hanya 3 pun bertambah menjadi 15 di penghujung acara.

“Many Minds, Many Ideas”

Tak hanya dalam pelaksanaan acara pertama saja, pentingnya teamwork pun terasa besar bagi saya di acara-acara berikutnya, sahabat D’Impact.

Manajer tim menilai bahwa kami memerlukan ide yang inovatif agar dapat memperkenalkan dunia disabilitas dengan lebih efektif dan berkesan positif. Review ini beliau sampaikan setelah pelaksanaan aktivitas kedua, yaitu kelas bahasa isyarat. Kelas ini terasa lebih engaging bagi para pesertanya lantaran disertai penyediaan video kosa isyarat di laman e-learning perusahaan, yang dapat dipelajari tanpa batas waktu usai kelas. Mengikuti jejak aktivitas kedua ini, aktivitas-aktivitas berikutnya diharapkan bisa semakin menarik dan memperkenalkan dunia disabilitas kepada karyawan perusahaan secara langsung.

Sayangnya, saat itu saya tidak dapat mencetuskan ide baru, lantaran pikiran saya terpecah ke mana-mana, berusaha menyiapkan seluruh sisa kegiatan sekaligus. Untungnya, rekan di program Disability Inclusion yang lokasi kerjanya di Surabaya bersedia membantu brainstorming di sela-sela kesibukannya. Dan, tak disangka, bintang tamu untuk aktivitas ketiga, yaitu dialog bertemakan inklusi, juga secara spontan mencetuskan inovasi untuk acara ini! Beliau kepala pabrik rokok linting tangan, dan hendak membawa serta sejumlah pelinting yang juga penyandang disabilitas sebagai bintang tamu dialog.

Hasilnya? Walaupun platform untuk bertanya secara anonim sudah disiapkan dalam acara, tidak ada yang menggunakannya, sahabat D’Impact. Semua peserta yang mengajukan pertanyaan serta pernyataan melakukannya tanpa malu, dengan rasa penasaran yang tinggi, dan sikap yang positif. Bahkan, banyak pula yang secara proaktif mengusulkan adanya penyuluhan tentang dunia disabilitas di kantor atau pabrik masing-masing.

Kesuksesan di aktivitas ketiga ini menyulut kami untuk menambahkan “bumbu” pada kegiatan di penghujung kampanye. Tadinya, saya berniat hanya mengundang kedai kopi berbaristakan disabilitas rungu untuk berjualan sehari di kantor. Kini, konsepnya diracik ulang oleh rekan-rekan setim dengan tambahan kuis mini tentang dunia disabilitas untuk pengunjung yang ingin berpartisipasi. Dan, ternyata, pada pelaksanaannya, banyak pengunjung yang tekun belajar bahasa isyarat serta mencari tahu tentang dunia disabilitas, berkat keinginan menang kuis! Usai event, masih ada juga yang bertanya kapan event serupa bisa diadakan lagi.

Mengenal Balik Tak Kalah Pentingnya

Sahabat D’Impact, pengalaman-pengalaman dalam kampanye sadar disabilitas untuk memperkenalkan dunia disabilitas kepada karyawan perusahaan ini mengajarkan banyak hal kepada saya. Selain betapa pentingnya teamwork, mulai dari komunikasi yang terbuka antar anggota tim dan antar tim sampai kolaborasi secara teknis, saya pun belajar untuk tidak segan bertanya dan minta bantuan, tidak hanya berusaha mengandalkan diri sendiri.

Hasil kampanye juga mengajarkan kepada saya bahwa setiap tipe audience memiliki ciri khas dan keinginannya masing-masing. Para pengunjung media sosial kantor biasanya menginginkan sesuatu yang ringan dan menyenangkan, sedangkan karyawan yang sedang berkantor biasanya jenuh dengan situasi kantor yang biasa-biasa saja dan menginginkan sesuatu yang lebih. Sementara itu, rekan-rekan pelinting yang bekerja di pabrik rokok linting tangan sangat kekeluargaan dan ketimuran.

Hal terakhir ini saya pelajari dan praktikkan lebih mendalam lagi ketika menerima sejumlah tugas terkait rekan-rekan pelinting. Apa saja tugas tersebut? Mari simak di artikel selanjutnya, sahabat D’Impact!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *