
Berawal dari pengalaman saya sebagai penyandang disabilitas daksa yang jatuh bangun dalam menghadapi tantangan, terutama di saat pandemi, saya berniat untuk membantu orang-orang yang memiliki tantangan yang seperti saya rasakan.
Para penyandang disabilitas adalah salah satu kelompok masyarakat yang sangat terimbas di masa pandemi, saya saat itu sangat berharap bisa membantu teman-teman untuk dapat melewati tantangan ini.
Setelah dibicarakan dengan sejumlah teman, kami sepakat untuk mendirikan sebuah wadah bagi teman-teman disabilitas untuk melakukan kegiatan bersama secara virtual sehingga tidak merasa terasingkan sendiri di rumah. Tercetuslah Shine Disability Community pada 6 September 2020 lalu, komunitas untuk berbagai penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia, baik itu penyandang disabilitas daksa, netra dan tuli.
Membekali, bukan hanya Memberi
SDC ini dibentuk untuk memberdayakan teman-teman disabilitas untuk bisa mandiri dan memiliki kehidupan yang lebih baik. SDC dibentuk dengan visi mengembangkan dan menyalurkan karya dan kemampuan para disabilitas. Kami berpartner dengan beberapa lembaga, yayasan dan organisasi dalam berbagai kegiatan seperti :
• Kursus bahasa Inggris dan bahasa Mandarin secara gratis,
• Pelatihan teknik marketing dan pengoperasian Microsoft Excel secara gratis,
• Webinar bersama berbagai tokoh termasuk psikiater,
• Sesi pengembangan diri setiap minggu, dan lain-lain.
Semua kegiatan ini kami adakan untuk membantu teman-teman SDC dengan kekuatan mereka yang saling bersinergi. Ada edukasinya, ada konselingnya, ada hiburannya juga.
Suka Duka Bersama SDC
Tujuan dan niat baik saja tidaklah cukup. Dalam perjalanan dengan komunitas ini, saya menghadapi banyak karakter yang bermacam-macam, menimbulkan banyak tantangan dan hambatan yang harus saya hadapi. Terkadang timbul rasa frustasi dan kemarahan.
Saya harus menghadapi teman yang mudah tersinggung, atau yang suka berkata-kata tajam. Terkadang pun, saya harus mengeluarkan uang dari dana pribadi untuk berbagai keperluan komunitas, misalnya membiayai pemanggilan para pelatih atau narasumber dan membeli hadiah untuk lomba yang kami adakan.
Proses Kesadaran Diri
Namun, setelah saya renungkan lagi, dengan adanya tantangan dan hambatan ini, membuat saya belajar bahwa, ketika saya berbuat kebaikan terhadap orang lain, saya harus melakukannya dengan ikhlas dan tanpa pamrih dan tidak setengah-setengah. Saya pun belajar memahami dan berinteraksi dengan berbagai macam karakter, yang pada akhirnya juga membantu membangun karakter saya sendiri.
Sahabat D’Impact, saya belajar bahwa terlepas dari kondisi kita, bila kita punya tujuan, niat baik dan keikhlasan hati, kita bisa menghadapi segala macam tantangan untuk terus bisa bermanfaat bagi orang lain