Bersama-sama mencari tahu tentang keadaan, kebutuhan dan harapan masing-masing adalah langkah yang penting ketika sedang mengintegrasikan pekerja disabilitas dalam perusahaan. Namun, apa yang dapat dilakukan untuk menyebarluaskan pengetahuan ini di kalangan karyawan perusahaan besar yang super sibuk?

Sahabat D’Impact, inilah tugas pertama yang diberikan kepada saya, sementara saya juga beradaptasi dengan sistem informasi serta budaya kantor. Dan, bagi saya, manajer tim berperan sangat penting terhadap kesuksesan saya melampaui tugas ini, dengan:

1. Menjadi Pemandu di Tengah Ketidakpastian

Sebelum berpikir lebih jauh tentang cara mengintegrasikan pekerja disabilitas dalam perusahaan, manajer tim meminta saya menyelami lingkungan kerja baru ini. Tak mudah melakukannya, karena banyak aspek yang harus dipelajari baik secara teknis maupun struktural, dan lingkup internal perusahaan pun besar. Ditambah lagi, saya belum pernah bekerja di perusahaan besar sebelumnya, sehingga tidak tahu harus bertanya tentang hal-hal tertentu kepada siapa.

Manajer tim berperan sangat penting dalam hal ini. Beliau dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan saya, kemudian mengarahkan saya kepada pihak terkait untuk pertanyaan-pertanyaan serupa berikutnya. Beliau pun membantu menjembatani interaksi antara saya dan rekan-rekan kerja lain pada mulanya, sehingga kedua pihak tidak begitu canggung lagi.

2. Memahami Kesulitan dan Cara Mengatasinya

Melihat bahwa program inklusi disabilitas baru saja berjalan dan persebaran serta kesibukan karyawan sangat tinggi, workshop tentang disabilitas tidak memungkinkan. Karena itu, manajer tim menggagas pembuatan 2 dokumen panduan: bagi karyawan disabilitas yang baru bergabung, dan bagi manajer timnya. Rencananya, panduan untuk karyawan disabilitas berisikan hal apa saja yang perlu diketahui ketika bergabung, dari poin-poin penting sampai community resources. Sementara itu, panduan untuk manajer tim mencakup apa yang perlu dipersiapkan untuk karyawan disabilitas hingga cara berinteraksi yang baik.

“Tulis yang menurut kamu paling mudah dulu,” begitu saran beliau ketika saya mengaku bingung hendak mengerjakan yang mana dulu. Karenanya, saya memutuskan menulis panduan untuk karyawan disabilitas terlebih dahulu, tetapi dari proses perekrutan alih-alih langsung tentang hari pertama kerja. Pasalnya, saya sendiri seorang karyawan baru dan merasakan sejumlah kesulitan ketika melalui proses perekrutan tersebut sebagai penyandang disabilitas netra.

3. Memberikan Dukungan dan Masukan yang Konstruktif

Ternyata, manajer tim menyambut baik inisiatif ini ketika saya mengutarakan rencana baru ini beserta alasannya. Dukungan dari atasan ini menyulut semangat saya, terutama setiap kali saya merasa putus asa, bingung atau jenuh dalam menulis panduan.

Manajer tim pun selalu memberikan masukan yang konstruktif ketika draft panduan memasuki proses pengkajian dan revisi. Tak hanya itu, masukan Beliau juga memberikan semangat,  tidak hanya menyebutkan bagian mana saja yang perlu diperbaiki atau dipangkas. Hal ini memacu saya untuk pantang menyerah dalam mencapai hasil yang terbaik, meskipun harus berulang kali melakukan revisi draft.

Sahabat D’Impact, bagi saya hal-hal inilah yang menyebabkan peran manajer tim sangat penting ketika mengintegrasikan pekerja disabilitas dalam perusahaan. Masih banyak lagi yang beliau lakukan untuk membantu saya belajar dan berkembang, yang salah satunya akan dibagikan di artikel selanjutnya. So, stay tuned!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *