
Remunerasi yang baik adil, jelas dan kompetitif menjadi polemik tersendiri bagi perusahaan. Apakah itu menyangkut top manager ataupun buruh, sulit dilakukan dengan benar.
Insentif individu, insentif tim, metrik kuantitatif, metrik kualitatif, saham atau opsi; semuanya berpotensi memacu kinerja yang baik dari karyawan tetapi kontras dengan itu juga bisa memicu hal-hal yang yang negatif.
Ada asumsi yang salah tentang remunerasi terhadap perilaku karyawan.
Asumsi dasar, mereka akan bekerja lebih baik jika dibayar lebih banyak. Sebenarnya hal itu bisa dipandang secara positif dan masih relevan. Akan tetapi pada kenyataannya, sangat mungkin bila berbanding terbalik dengan asumsi dasar ini. Bahwa, sebenarnya jika karyawan mendapat upah tinggi, maka mereka akan cenderung mulai bekerja sedikit. Mengapa? Karena mereka mulai merasa aman dan nyaman. Karena terbiasa dengan remunerasi yang tinggi, mereka mulai merasa di comfort zone.
Ada yang tidak masuk akal pada asumsi dasar yang sejalan dengan teori ekonomi ini. Karena yang sesungguhnya yang terjadi di lapangan atau di perusahaanlah yang rasional.
Untuk sistem remunerasinya itu sendiri sekali lagi harus berjalan dan dilakukan dengan baik ,benar dan diberikan secara adil. Jika ditanyakan adil yang bagaimana? Adil jika yang terbanyaklah yang diberikan kepada terbaik. Hal ini dikarenakan juga akan memacu jiwa kompetitif karyawan sehingga baik karyawan maupun perusahaan sama-sama merasakan benefitnya.
Indikator menghargai karyawan adalah dapat dinilai melalui produktivitas, kualitas dan penilaian pelanggan terhadap karyawan itu.
Sahabat D’Impact, remunerasi yang baik itu sangat penting bagi karyawan dan juga bagi keberlangsungan perusahaan. Remenurasi, jika dilakukan dengan adil, jelas dan kompetitif, akan meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan akan semakin terpacu untuk melakukan terbaik untuk perusahaan tempat mereka bekerja. Sehingga akan berdampak positif pada perusahaan itu sendiri dimana perusahaan itu akan mendapatkan keuntungan serta tujuan perusahaan akan tercapai. Jika kedua belah pihak secara bertanggung hawab menjalankan kewajiban masing-masing, maka kinerja peruahaan secara keseluruhan akan meningkat. Segala hal yang menyangkut remunerasi telah ditetapkan didalam perjanjian kerja, oleh karena itu sebaiknya pemimpin perusahaan mentaatinya.
Sumber :
https://www.forbes.com/sites/freekvermeulen/2011/01/06/employee-remuneration-systems-are-often-based-on-the-wrong-assumptions/?sh=1eefcf461306
https://news.gallup.com/businessjournal/250/equal-pay-equal-work.aspx