Kesadaran akan Disabilitas

Sahabat D’Impact pasti sudah familier dengan pepatah “Tak kenal maka tak sayang.” Namun, terutama terkait kesadaran akan disabilitas, ada satu langkah lagi yang perlu diambil sebelumnya, yaitu “Tak kenal maka tak paham.”

Banyak Langkah untuk Mencapai Kesadaran akan Disabilitas

Perihal ini, saya bersama teman-teman di program Disability Inclusion pun menemukan bahwa menyediakan materi tentang dunia disabilitas saja tidak cukup. Karena itu, saya – atas persetujuan manajer tim – terjun langsung, berkenalan dan berkolaborasi dengan karyawan-karyawan lain sebagai pekerja tunanetra.

Melihat hasil baik dari proyek kecil ini, manajer tim pun menggagas cara yang lebih proaktif lagi untuk memperkenalkan kesadaran akan disabilitas: Karyawan yang pekerja disabilitas atau berinteraksi langsung dengan pekerja disabilitas berbagi pengalamannya di media sosial internal perusahaan.

Bersamaan dengan proyek sosialisasi ini, perusahaan juga mulai berbenah perihal infrastruktur lingkungan kerja, agar lebih ramah terhadap pekerja disabilitas. Untuk itu, 2 orang rekan saya yang juga tergabung dalam program Disability Inclusion melakukan audit internal terhadap kantor-kantor pusat perusahaan. Laporan mereka tentang audit inilah yang mencetuskan cara yang bahkan lebih proaktif lagi untuk berkenalan langsung dengan dunia disabilitas.

Belum Kenal, Belum Paham

Kedua teman yang berkunjung ke kantor pusat lain melaporkan bahwa sebagian infrastruktur kantor tersebut tidak kondusif bagi pengguna kursi roda. Mereka pun melaporkan bahwa pekerja tunanetra total tidak cocok bekerja di sana, karena infrastruktur saat ini sama sekali belum memadai.

“Jalannya semua nggak ada guiding block-nya. Ruangan-ruangannya juga terlalu lapang. Jarak antar mejanya terlalu renggang. Toiletnya juga nggak jadi satu sama hall tempat kita kerja,” tutur salah satu rekan pengaudit dalam rapat.

Rekan tersebut juga mengungkapkan, “Orang-orang di sana bingung, buat apa kita siap-siap fasilitas buat PWD (persons with disability), kan belum ada yang di-hire. Aku bilang, lha kan udah ada Kak Lissa (saya), dan kita perlu siap-siap juga untuk ke  depannya, kalau hire PWD lagi. Mereka kaget, baru tahu kalau kita udah hire teman disabilitas. Ternyata posting di Yammer (media sosial internal perusahaan) aja nggak cukup, ya.”

Di Mana Ada Tekad, di Situ Ada Jalan

Mendengarnya, saya yang pekerja tunanetra total tertegun, merasa terkejut juga. Kemudian, terpantiklah rasa penasaran saya. Dan, ditambah pancingan rasa jengkel karena penilaian “tidak bisa” yang barusan diutarakan rekan setim, tersulutlah saya untuk membuktikan diri. Apalagi, sebelumnya, saya memang berniat ingin meminta izin untuk berkunjung ke kantor tersebut, setelah mendengar cerita-cerita berkesan dari teman-teman lain.

Saya teringat, “Semboyan orang disabilitas yang nekad sekolah atau bekerja di sektor formal selama ini kan: ‘Selama ada tekad, di situ ada jalan’ dan ‘Tidak ada yang tidak mungkin’.” Nah, pikir saya, sekarang waktunya saya berusaha mencari jalan untuk menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Pikir saya lagi, perjuangan ini pun tak asing bagi saya, yang sejak dulu bersekolah, kuliah dan bekerja tanpa infrastruktur serta dukungan yang memadai perihal kedisabilitasan saya.

Sekali Jalan, Dua Tujuan Terlaksana

Berbekal tekad tersebut, saya pun mengusulkan untuk berkunjung ke kantor yang dimaksud. Saya berniat membuktikan apakah infrastruktur di sana memang sama sekali tidak bisa dijelajahi seorang tunanetra total.

“Kalau ketemu langsung, mungkin teman-teman di sana juga lebih engeh tentang dunia disabilitas,” imbuh saya, mengacu pada kampanye kesadaran akan disabilitas yang merupakan payung semua usaha kami ini, juga temuan para pengaudit.

Mengejutkannya, manajer tim segera mengiyakan dan bahkan menyambut baik ide ini. “Kita malah terima kasih, lho, kamu mau ke sana. Siapa tahu nanti ada insight lagi dari kamu, setelah eksplorasi di sana,” ujar beliau.

Sahabat D’Impact, seperti apa perjalanan dan hasil audit saya sendiri sebagai pekerja tunanetra total di kantor tersebut? Mari ikuti di artikel berikutnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *